Perbuatan dan Ucapan yang Termasuk Syirik
BAGIAN-BAGIAN SYIRIK
Perbuatan dan Ucapan yang termasuk syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala) atau termasuk sarana-sarananya.
Ada perbuatan dan ucapan yang berada di antara syirik besar dan kecil menurut hati pelakunya dan yang bersumber darinya. Ia bertentangan dengan tauhid atau mengotori kemurniannya. Syari’at telah memperingatkan darinya, di antaranya adalah:
- Memakai gelang atau benang dan semisalnya dengan tujuan menghilangkan mara bahaya atau penangkal datangnya mara bahaya. Hal itu termasuk syirik.
- Menggantung tamimah[1] terhadap anak-anak, sama saja berasal dari kharz, atau tulang, atau tulisan. Hal itu untuk menjaga diri dari ‘ain[2] dan itu termasuk syirik.
- Tathayyur, yaitu menganggap sial dengan burung atau seseorang atau suatu tempat atau semisalnya, dan itu termasuk syirik karena dia bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan keyakinan mendapat bahaya dari makhluk yang tidak mempunyai manfaat atau mudharat untuk dirinya sendiri. Keyakinan ini termasuk gangguan syetan dan waswasnya, hal itu menolak tawakkal.
- Tabarruk (mengambil berkah) kepada pohon, batu, tempat-tempat bersejarah, kubur, dan semisalnya. Maka, meminta berkah, mengharap, dan meyakininya dalam perkara-perkara itu termasuk syirik; karena ia bergantung kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam mendapatkan berkah.
- Sihir, yaitu yang samar dan halus sebabnya. Ia adalah nama dari jimat-jimat, mantera-mantera, ucapan, dan obat-obatan, maka hal itu memberi pengaruh di hati dan badan, lalu menyebabkan sakit atau meninggal dunia, atau memisahkan di antara seseorang dan istrinya. Ia adalah perbuatan syetan, dan kebanyakan dari sihir itu tidak bisa sampai kepadanya kecuali dengan perbuatan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sihir adalah perbuatan syirik karena padanya mengandung ketergantungan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dari jenis syetan, karena hal itu termasuk mengaku mengetahui yang gaib. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
قال الله تعالى: وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ [البقرة / 102]
padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia …. [Al-Baqarah/2 :102]
Terkadang sihir adalah perbuatan maksiat yang merupakan bagian dari dosa besar, bila hanya dengan obat-obatan dan sejenisnya saja.
- Meramal: ia adalah mengaku mengetahui yang gaib, seperti memberitakan yang akan terjadi di muka bumi karena bersandar kepada syetan, dan itu termasuk syirik; karena mengandung pendekatan diri kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengklaim mengetahui yang gaib bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي ? قال: «مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ». أخرجه أحمد والحاكم.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[3]
- Tanjim (astrologi): yaitu mengambil dalil dengan kondisi falak(peredaran bulan dan matahari) atas segala kejadian di permukaan bumi, seperti waktu bertiupnya angin, turunnya hujan, terjadinya penyakit dan kematian, nampaknya panas dan dingin, perubahan harga dan sejenisnya. Itu termasuk syirik; karena menyandarkan sekutu bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam mengatur dan terhadap ilmu gaib.
- Meminta hujan dengan bintang: yaitu menyandarkan turunnya hujan kepada munculnya bintang atau tenggelamnya, seperti ia berkata: kita diturunkan hujan dengan bintang ini dan bintang itu. Maka, ia menyandarkan hujan kepada bintang, bukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini termasuk syirik; karena turunnya hujan berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan di tangan bintang dan yang lainnya.
- Menyandarkan nikmat kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segala nikmat di dunia dan akhirat berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Barangsiapa menyandarkannya kepada selain-Nya, sesungguhnya dia telah kafir dan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti orang yang menyandarkan nikmat mendapat harta atau sembuh dari sakit kepada fulan atau fulan, atau menyandarkan nikmat perjalanan dan keselamatan di darat, laut dan udara kepada sopir, nakoda, dan pilot, atau menyandarkan mendapat nikmat dan terhindar dari mara bahaya kepada usaha pemerintah atau individu atau bendera dan semisalnya.
Maka, wajib menyandarkan semua nikmat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan bersukur kepada-Nya. Adapun yang terjadi di atas tangan sebagian makhluk hanyalah merupakan sebab yang terkadang membuahkan hasil dan bisa juga tidak menghasilkan apa-apa. Terkadang bermanfaat dan bisa juga tidak berguna. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قال الله تعالى: وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ [النحل /53]
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. [An-Nahl/16: 53]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
______
Footnote
[1] Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya. (pent. Dikutip dari terj. Kitab Tauhid, Muhammad Yusuf Harun MA.)
[2] Penyakit atau pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang, pent.)
[3] Shahih. HR. Ahmad no. 9536 dan ini lafazdnya, dan al-Hakim no. 15, lihat Irwa` al-Ghalil no 2006.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/104485-perbuatan-dan-ucapan-yang-termasuk-syirik.html